- By kasatpel 270 Rusdi Galileo
- 23 Apr 2025
- 4870
PENYULUHAN PENCEGAHAN ANEMIA DAN DAMPAK BURUKNYA DI SMPN 270 JAKARTA
Bahaya Anemia Mengintai Remaja Putri, Pencegahan Harus Dimulai Sejak Dini
Jakarta, 23 April 2025 – Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, khususnya pada kelompok remaja putri. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen remaja perempuan di Indonesia mengalami anemia, kondisi kekurangan hemoglobin dalam darah yang dapat berdampak serius pada kesehatan, prestasi belajar, hingga produktivitas jangka panjang.
Anemia paling sering terjadi akibat kekurangan zat besi, terutama pada perempuan usia remaja yang mulai mengalami menstruasi. Perubahan hormonal, kehilangan darah secara berkala, serta pola makan yang kurang seimbang menjadi faktor utama pemicu anemia. Banyak siswi yang tidak menyadari bahwa kelelahan berlebih, wajah pucat, dan sulit konsentrasi adalah gejala awal dari anemia.
“Remaja putri sangat rentan terkena anemia karena kebutuhan zat besi mereka meningkat saat masa pubertas dan menstruasi. Sayangnya, banyak dari mereka tidak mengonsumsi makanan yang cukup bergizi,” ujar dr. Lestari Puspita, Sp.A, dokter spesialis anak di Rumah Sakit Umum Jakarta.
Dampak buruk anemia tidak bisa dianggap remeh. Jika tidak ditangani, anemia dapat menyebabkan sejumlah gangguan serius seperti kelelahan kronis, kesulitan konsentrasi, penurunan prestasi belajar, gangguan perkembangan otak, gangguan sistem kekebalan tubuh, hingga risiko komplikasi saat kehamilan di masa depan. Salah satu dampak jangka panjang yang sering diabaikan adalah stunting—kondisi gagal tumbuh pada anak yang berakar sejak masa remaja dan berlanjut hingga kehamilan.
“Anemia yang dialami remaja putri bisa berdampak pada kehamilan mereka kelak. Bila ibu hamil menderita anemia, maka janin berisiko lahir dengan berat badan rendah dan stunting. Jadi ini bukan sekadar masalah kesehatan sesaat, tapi menyangkut generasi selanjutnya,” jelas dr. Desy Kusumaningrum, dokter umum dari Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua yang turut memberikan penyuluhan.
Sebagai bentuk upaya pencegahan dan edukasi, kegiatan penyuluhan dan pemberian tablet tambah darah bagi siswi remaja dilaksanakan di SMPN 270 Jakarta. Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara SMPN 270 Jakarta dengan Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dalam kegiatan ini, para siswi mendapatkan pemahaman tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi dan rutin mengonsumsi tablet tambah darah.
Perawat Ibu Marismauli Sibarani yang juga terlibat dalam kegiatan ini menekankan pentingnya peran keluarga dan sekolah dalam mendukung upaya pencegahan. “Kami terus mengedukasi siswi agar tidak takut mengonsumsi tablet ini. Bila diminum setelah makan, efek samping seperti mual bisa diminimalkan. Peran guru dan orang tua sangat penting dalam mendampingi mereka,” ujarnya.
“Minum tablet tambah darah seminggu sekali sangat efektif untuk menurunkan angka anemia. Tapi masih banyak siswi yang menolak karena merasa takut efek samping seperti mual. Padahal, efek ini bisa diminimalkan jika dikonsumsi setelah makan,” tambah Nurul Azizah, petugas gizi dari Puskesmas Pegangsaan Dua.
Kepala SMPN 270 Jakarta, Bapak Ngizudin Syakdullah, M.Pd, melalui Pembina OSIS, Ibu Ayu Herdiyani, S.Pd, menyampaikan apresiasi dan harapan besar atas terlaksananya kegiatan ini. “Kami berharap kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, tidak hanya sebagai program sesaat, tetapi menjadi bagian dari pola hidup sehat yang ditanamkan sejak dini kepada para siswi,” ujar Ibu Ayu.
Pemerintah melalui program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) terus mendorong pemberian TTD di sekolah-sekolah serta edukasi tentang gizi seimbang. Edukasi ini diberikan tidak hanya kepada siswi, tetapi juga kepada guru dan orang tua agar dapat bersama-sama mengawasi dan mendorong gaya hidup sehat di rumah dan sekolah.
Dengan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan instansi kesehatan seperti yang dilakukan di SMPN 270 Jakarta, diharapkan angka kejadian anemia di kalangan remaja putri bisa ditekan secara signifikan. Karena generasi sehat adalah fondasi bangsa yang kuat.