BERITA DUKA CITA: SMPN 270 JAKARTA BERDUKA ATAS WAFATNYA (PENSIUNAN) GURU IPA IBU IDAYATI, M.PD

SMPN 270 JAKARTA BERDUKA

Allah SWT mengingatkan kepada seluruh manusia bahwa setiap yang bernyawa akan menemui kematian. Seperti yang termaktub dalam surah Ali 'Imran ayat 185,

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.

Jakarta, 2 Juli 2025 — Suasana duka menyelimuti keluarga besar SMPN 270 Jakarta. Salah satu guru terbaiknya, Ibu Idayati, M.Pd, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), telah berpulang ke Rahmatullah. Kabar kepergian beliau mengejutkan dan menyedihkan banyak pihak, terutama para guru, siswa, dan rekan sejawat yang mengenal beliau sebagai sosok penuh dedikasi, perhatian, dan keteladanan.

Kepala Sekolah SMPN 270 Jakarta, Bapak Ngizudin Syakdullah, M.Pd, yang kebetulan sedang berhalangan hadir secara langsung dalam prosesi pelepasan jenazah, menitipkan ucapan belasungkawa mendalam yang disampaikan oleh Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) SMPN 270 Jakarta, Bapak Rusdiyanto.

“Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ibu Idayati, M.Pd. Semoga Allah SWT menempatkan beliau di tempat terbaik di sisi-Nya. Untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga diberikan ketabahan dan keikhlasan. Beliau adalah salah satu guru terbaik dan menjadi contoh buat guru-guru kami. Beliau selalu komitmen dalam bekerja dan menunjukkan loyalitas tanpa pamrih untuk kemajuan sekolah dan peserta didik,” ucap Bapak Rusdiyanto dengan nada haru.

Ucapan duka tidak hanya datang dari internal SMPN 270 Jakarta, tetapi juga dari sejumlah kolega dan sahabat almarhumah yang mengenal beliau secara personal maupun profesional. Kepala Sekolah SMPN 123 Jakarta, Ibu Sumarni, M.Pd, yang pernah berada satu instansi dengan almarhumah, turut menyampaikan rasa kehilangannya.

“Beliau adalah guru mapel IPA yang sangat menyenangkan dan perhatian terhadap peserta didik. Dalam proses belajar mengajar, beliau mampu menciptakan suasana kelas yang hangat, menyenangkan, dan memotivasi siswa untuk mencintai sains. Kepergian beliau adalah kehilangan besar bagi dunia pendidikan,” ujar Ibu Sumarni.

Kepribadian almarhumah yang hangat dan penuh perhatian juga dirasakan oleh banyak rekan guru lainnya. Salah satunya adalah Bapak Dohar Pandapotan Hutagalung, yang mengaku sangat kehilangan sosok teman kerja yang ia anggap seperti saudara sendiri.

“Ibu Idayati itu sosok teman yang sangat perhatian terhadap sesama. Saya pernah mengalami masa sulit, dan beliau selalu hadir memberi semangat. Pa Dohar, temen itu ibarat saudara kita sendiri,” ucapnya lirih menirukan perkataan almarhumah yang masih lekat dalam ingatannya.

Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Syaripudin, S.Pd, salah satu guru di SMPN 270 Jakarta yang sudah lama mengenal dan bekerja bersama almarhumah. Ia menyoroti profesionalisme Ibu Idayati dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.

“Dalam bekerja, beliau selalu rapi dalam administrasi guru. Semua catatan beliau lengkap, akurat, dan sesuai dengan standar mutu pendidikan. Saya benar-benar kehilangan sosok beliau. Tidak banyak guru seperti beliau yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga rendah hati dalam pergaulan,” kenang Bapak Syaripudin.

Kenangan manis tentang almarhumah juga datang dari Ibu Sukaisih, rekan guru sekaligus sahabat yang sering berbagi cerita dan semangat dakwah Islam di lingkungan sekolah. Dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan salah satu ungkapan terakhir almarhumah yang sangat membekas.

“Saya masih ingat betul pernyataan beliau. Waktu itu beliau berkata, ‘Kangen dan ingin ikut pengajian tadarus Al-Qur'an yang rutin diadakan pas di pembiasaan di sekolah.’ Ucapan itu keluar dari hati yang tulus. Beliau adalah pribadi yang tidak hanya mencintai ilmu dunia, tapi juga senang mendalami ilmu agama. Saya sangat terharu dan kehilangan beliau,” ujar Ibu Sukaisih.

Pemakaman almarhumah dilaksanakan dengan penuh khidmat di TPU Pulo Gadung, Jakarta Timur. Sejumlah perwakilan guru dan staf hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Di antaranya adalah rekan-rekan dari SMPN 270 Jakarta, serta perwakilan dari SMPN 170 Jakarta dan SMPN 84 Jakarta. Suasana haru menyelimuti prosesi pemakaman, dengan iringan doa dari para hadirin yang mengantarkan kepergian almarhumah ke tempat peristirahatan terakhirnya.

“Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, dan segala kesalahan serta kekhilafan beliau selama hidupnya diampuni oleh-Nya. Kami juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan, ketabahan, dan keikhlasan dalam menghadapi cobaan ini,” tutur salah satu guru senior yang turut hadir dalam pemakaman.

Ibu Idayati, M.Pd, dikenal sebagai sosok guru yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga mendidik dengan keteladanan. Beliau adalah pribadi yang tidak pernah mengeluh, selalu menyelesaikan tugas dengan tanggung jawab, dan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap siswa dan rekan sejawat.

Di kalangan peserta didik, beliau dikenang sebagai guru yang sabar, tegas, namun penuh kasih sayang. Ia mampu menjelaskan konsep-konsep IPA yang rumit menjadi sederhana dan mudah dipahami. Metode mengajarnya yang interaktif dan menyenangkan membuat banyak siswa merasa nyaman belajar di kelas beliau.

Di ruang guru, kehadiran beliau selalu membawa suasana hangat. Almarhumah dikenal tidak pernah segan membantu guru lain yang mengalami kesulitan, baik dalam hal administrasi, materi pelajaran, maupun urusan pribadi. Keteladanan beliau dalam bersikap santun, disiplin, dan rendah hati, menjadi panutan banyak rekan kerja, terutama guru-guru muda.

Kehilangan ini tentu menjadi duka yang sangat dalam bagi SMPN 270 Jakarta. Namun, semangat, dedikasi, dan nilai-nilai positif yang diwariskan oleh almarhumah akan terus hidup dalam ingatan keluarga besar sekolah. Kepala Sekolah SMPN 270 Jakarta, Bapak Ngizudin Syakdullah, M.Pd, melalui pesan tertulisnya juga menegaskan bahwa jasa almarhumah tidak akan pernah dilupakan.

“Seluruh keluarga besar SMPN 270 Jakarta merasa sangat kehilangan. Kami akan terus mengenang jasa-jasa beliau dan melanjutkan semangat yang beliau tinggalkan dalam dunia pendidikan. Semoga beliau mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi ujian ini,” demikian ungkapan Bapak Ngizudin.

Duka ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Kepergian Ibu Idayati, M.Pd, mengajarkan tentang pentingnya meninggalkan jejak kebaikan selama hidup. Beliau telah melakukannya dengan sangat baik, meninggalkan kenangan yang tak terlupakan dan inspirasi bagi dunia pendidikan.

Selamat jalan, Bu Idayati. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahmu, mengampuni segala khilaf, dan menempatkanmu di surga-Nya yang tertinggi. Amin ya Rabbal ‘Alamin.