NIATKAN IBADAHMU KARENA ALLAH SWT

KHOTBAH SHOLAT JUMAT DI MASJID JAMI’ DARUL ULUM SMPN 270 JAKARTA: NIATKAN IBADAHMU KARENA ALLAH SWT

Jakarta, Jumat 18 Juli 2025 – Suasana penuh kekhusyukan menyelimuti pelaksanaan Sholat Jumat di Masjid Jami’ Darul Ulum yang berlokasi di dalam lingkungan SMPN 270 Jakarta. Ratusan jamaah dari berbagai elemen pendidikan dan masyarakat umum menghadiri kegiatan ibadah rutin mingguan ini, yang juga menjadi ajang pembinaan rohani dan karakter spiritual bagi peserta didik dan warga sekolah.

Yang bertindak sebagai khatib dan imam kali ini adalah Ustadz Eno, seorang dai muda yang dikenal karena gaya penyampaian yang lugas, menyentuh hati, dan inspiratif. Dalam khutbahnya, beliau mengangkat tema yang sangat penting dan relevan dalam kehidupan umat Islam: "Niatkan Ibadahmu Karena Allah SWT".

Hadir dari Berbagai Kalangan

Kegiatan Sholat Jumat ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari guru dan karyawan SMPN 270 Jakarta, SMPN 170 Jakarta, SDN 06 Kelapa Gading, hingga warga masyarakat sekitar serta peserta didik. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kasatpel SMPN 270 Jakarta, Bapak Rusdiyanto, yang selalu mendukung kegiatan keagamaan sekolah. Hadir pula Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Bapak Ihwan, S.Pd, serta Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Bapak Achmad Syaripudin, yang secara aktif turut membina kegiatan pembentukan karakter peserta didik melalui pendekatan spiritual.

Keikhlasan dalam Beribadah

Dalam khutbahnya, Ustadz Eno menekankan pentingnya niat sebagai dasar utama diterimanya suatu amal ibadah. Ia mengutip hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

"Innamal a'malu binniyat, wa innama likullimri'in ma nawa..."
"Sesungguhnya semua amal perbuatan tergantung pada niat, dan setiap orang akan memperoleh sesuai dengan apa yang diniatkannya."

Ia menjelaskan bahwa tanpa niat yang ikhlas karena Allah, maka amal ibadah, meskipun terlihat megah di mata manusia, tidak akan memiliki nilai di sisi Allah. Karenanya, setiap Muslim wajib untuk senantiasa memperbaiki niat sebelum melakukan suatu amal.

Konteks Dunia Pendidikan

Lebih lanjut, Ustadz Eno mengajak para siswa, guru, dan seluruh warga sekolah untuk menjadikan setiap aktivitas di lingkungan sekolah sebagai ibadah. Belajar, mengajar, bekerja, menjaga kebersihan, dan disiplin—semuanya bisa bernilai pahala asalkan diniatkan karena Allah SWT.

“Anak-anakku yang saya cintai karena Allah, jangan anggap sekolah hanya tempat mengejar nilai. Jadikan ia sebagai ladang ibadah. Niatkan belajar karena Allah, agar ilmu yang kalian dapatkan penuh berkah dan menjadi penerang hidup kalian di dunia dan akhirat,” ungkapnya disambut anggukan setuju para guru dan siswa.

Tantangan Ikhlas di Era Digital

Dalam khutbahnya, Ustadz Eno juga menyinggung fenomena sosial di era digital, di mana banyak amal baik dipamerkan demi mendapatkan pengakuan dari manusia, bukan dari Allah SWT. Ia memperingatkan agar umat Islam tidak terjebak dalam sikap riya’, terutama di kalangan generasi muda yang sangat dekat dengan media sosial.

“Kita harus bertanya dalam hati, apakah kita benar-benar ingin Allah ridha atau hanya ingin dilihat dan dipuji oleh orang lain? Amal yang dilakukan karena ingin tampil di media sosial, bisa saja tidak bernilai apa-apa di sisi Allah,” ujarnya mengingatkan.

Beliau mengajak para siswa untuk membangun kepribadian islami sejak dini, menjaga niat dalam setiap langkah, dan menumbuhkan kesadaran bahwa hidup di dunia ini adalah perjalanan menuju akhirat.

Suasana Tertib dan Khidmat

Sholat Jumat berlangsung tertib dan khusyuk. Para siswa terlihat duduk rapi dan tenang, mengenakan pakaian seragam muslim yang sopan dan bersih. Mereka dibimbing oleh guru pendamping untuk menjaga adab di masjid. Sementara itu, para guru dan pegawai dari berbagai sekolah mengisi saf tengah, dan warga masyarakat duduk di saf belakang dan sisi masjid.

Setelah khutbah yang menyentuh hati tersebut, sholat dilaksanakan dengan penuh kekhidmatan. Seluruh jamaah mengikuti rangkaian ibadah dengan tertib hingga salam terakhir.

Dukungan dari Pimpinan Sekolah

Dalam kesempatan terpisah, Kasatpel SMPN 270 Jakarta, Bapak Rusdiyanto, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya Sholat Jumat yang juga menjadi ajang pembinaan karakter bagi siswa dan warga sekolah. “Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga pusat pembinaan akhlak. Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini untuk membentuk siswa yang beriman dan berakhlak mulia,” ujar beliau.

Wakil Kesiswaan, Bapak Ihwan, S.Pd, menambahkan bahwa pembiasaan seperti ini adalah bagian dari program penguatan pendidikan karakter di sekolah. “Kami ingin para siswa terbiasa mendengar nasihat agama, bukan hanya dari guru, tetapi dari para ulama dan tokoh masyarakat. Ini bentuk kolaborasi pendidikan akademik dan spiritual,” ungkapnya.

Sementara itu, Wakil Sarpras, Bapak Achmad Syaripudin, menyampaikan bahwa pihak sekolah akan terus berkomitmen mendukung sarana ibadah yang nyaman dan representatif di sekolah. “Alhamdulillah, masjid kita selalu dimakmurkan. Kami ingin memastikan tempat ini terus menjadi pusat keberkahan di lingkungan sekolah,” ujarnya.

Masjid sebagai Pusat Dakwah Pendidikan

Masjid Jami’ Darul Ulum memang dikenal aktif dalam kegiatan dakwah dan pembinaan spiritual di lingkungan sekolah. Selain Sholat Jumat, masjid ini juga menjadi tempat berlangsungnya pengajian rutin, pesantren kilat, pelatihan Rohis, dan tadarus Al-Qur'an.

Bagi SMPN 270 Jakarta, pembinaan karakter melalui kegiatan keagamaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum pembinaan peserta didik secara menyeluruh. Dengan melibatkan semua unsur sekolah dan masyarakat, diharapkan anak-anak tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga unggul secara moral dan spiritual.

Penutup yang Menggugah

Mengakhiri khutbahnya, Ustadz Eno mengajak seluruh jamaah untuk memperbaiki niat, menata kembali tujuan hidup, dan selalu mengingat bahwa hidup ini adalah ujian menuju keridhaan Allah. Ia memimpin doa dengan suara yang meresap ke dalam hati, memohon agar Allah senantiasa menuntun langkah-langkah umat-Nya ke jalan yang benar.

Usai Sholat Jumat, para jamaah tampak saling menyapa dan bersalaman. Beberapa siswa menghampiri guru untuk berdiskusi tentang isi khutbah. Terlihat aura positif dan semangat spiritual yang tumbuh di antara mereka.

Kegiatan Sholat Jumat ini menjadi bukti bahwa sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar secara formal, tetapi juga sebagai pusat pembinaan ruhani dan akhlak mulia. Semoga kegiatan-kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menjadi budaya unggulan di SMPN 270 Jakarta serta sekolah-sekolah sekitarnya.