Mengisi Kemerdekaan di Ujung Bulan Kemerdekaan dengan Menjaga Rasa Aman, Nyaman, dan Tertib: Khutbah Jumat SMPN 270 Jakarta

Mengisi Kemerdekaan di Ujung Bulan Kemerdekaan dengan Menjaga Rasa Aman, Nyaman, dan Tertib: Khutbah Jumat SMPN 270 Jakarta

Jakarta, 29 Agustus 2025
Bulan Agustus adalah bulan penuh makna bagi bangsa Indonesia. Sejak 17 Agustus 1945, setiap generasi diajak untuk tidak sekadar merayakan kemerdekaan, tetapi juga mengisinya dengan amal kebaikan, menjaga persatuan, dan berkontribusi bagi bangsa. Di penghujung bulan kemerdekaan tahun ini, SMPN 270 Jakarta kembali menghadirkan kegiatan keagamaan yang sarat dengan pesan moral kebangsaan melalui pelaksanaan sholat Jumat berjamaah yang khidmat.

Pada Jumat, 29 Agustus 2025, ratusan jamaah yang terdiri dari peserta didik laki-laki kelas VII, VIII, dan IX, guru, karyawan, serta masyarakat sekitar memadati lapangan utama SMPN 270 Jakarta. Tidak hanya itu, hadir pula siswa dari SDN 05 Pegangsaan Dua Kelapa Gading, perwakilan guru dari SMPN 170 dan SMPN 123, serta warga lingkungan sekolah yang mengenakan seragam putih bersih, menambah suasana ukhuwah Islamiyah yang erat.

Kegiatan ini terasa semakin istimewa karena khutbah Jumat kali ini disampaikan oleh Ustadz Agus Muslim, S.Pd.I, yang juga bertindak sebagai imam. Beliau mengangkat tema yang sangat relevan dengan kondisi bangsa hari ini, yaitu: “Mengisi Kemerdekaan dengan Menjaga Rasa Aman, Nyaman, dan Tertib di Tengah Ujian Bangsa.” Tema ini tidak hanya menyinggung makna kemerdekaan, tetapi juga memberikan refleksi moral terkait aksi demonstrasi yang sedang berlangsung di Jakarta pada hari yang sama.


Suasana Penuh Kekhidmatan

Sejak pukul 11.30 WIB, para siswa mulai diarahkan oleh para guru menuju mASJID sekolah. Barisan mereka tertata rapi, dengan wajah serius dan penuh persiapan menyambut ibadah Jumat. Suara azan yang merdu berkumandang tepat pukul 12.00 WIB, menjadi penanda dimulainya ibadah yang dinanti.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut:

  • Kepala Sekolah SMPN 270 Jakarta, Bapak Ngizudin Syaifullah, M.Pd

  • Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Bapak Ihwan, S.Pd

  • Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, Bapak Achmad Syaripudin, S.Pd

  • Kasatpel SMPN 270 Jakarta, Bapak Rusdiyanto

Kehadiran pimpinan sekolah, guru, karyawan, dan masyarakat sekitar semakin menegaskan bahwa sholat Jumat ini bukan sekadar kewajiban ibadah, tetapi juga menjadi media pembinaan moral, etika, dan cinta tanah air bagi peserta didik.


Isi Khutbah: Merawat Kemerdekaan dengan Meneladani Rasulullah SAW

Dalam khutbahnya, Ustadz Agus Muslim, S.Pd.I menyampaikan bahwa kemerdekaan yang telah diraih dengan susah payah bukanlah sekadar catatan sejarah, melainkan amanah besar yang harus dijaga oleh setiap generasi.

Beliau menekankan bahwa kemerdekaan harus diisi dengan menjaga keamanan, menciptakan kenyamanan, serta memelihara ketertiban di tengah masyarakat. Dalam konteks ini, beliau mengingatkan bahwa demonstrasi yang berlangsung di Jakarta hari ini adalah ujian bagi bangsa Indonesia dalam menjaga kondusifitas.

"Demonstrasi adalah bagian dari demokrasi, tetapi harus dilakukan dengan tertib, damai, dan tidak merusak. Kemerdekaan kita jangan sampai dinodai dengan tindakan anarkis yang justru menyakiti sesama anak bangsa," ujar beliau dengan suara tegas namun penuh keteduhan.

Ustadz Agus Muslim mengajak jamaah, khususnya para siswa, untuk meneladani sifat Rasulullah Muhammad SAW dalam menghadapi perbedaan dan menjaga keamanan umat. Rasulullah selalu mengedepankan musyawarah, kasih sayang, dan kedamaian, bukan kekerasan atau perpecahan.


Empat Sifat Rasulullah sebagai Teladan

Dalam khutbahnya, Ustadz Agus Muslim juga menguraikan empat sifat utama Rasulullah SAW yang sangat relevan untuk menjaga kondusifitas bangsa:

  1. Shidiq (jujur) — Kejujuran Rasulullah adalah fondasi kepercayaan umat. Generasi muda harus menjadikan kejujuran sebagai dasar dalam bertindak, baik di sekolah maupun di masyarakat.

  2. Amanah (dapat dipercaya) — Rasulullah senantiasa menunaikan amanah dengan penuh tanggung jawab. Kemerdekaan yang diwariskan para pahlawan adalah amanah yang harus dijaga bersama.

  3. Tabligh (menyampaikan kebenaran) — Rasulullah menyampaikan pesan dengan santun, penuh hikmah, tanpa menimbulkan keresahan. Inilah teladan bagaimana aspirasi dapat disampaikan tanpa kekerasan.

  4. Fathanah (cerdas) — Rasulullah menyelesaikan persoalan dengan kecerdasan dan kebijaksanaan. Generasi muda Indonesia perlu mengasah kecerdasan agar dapat memberikan solusi bagi bangsa, bukan menambah masalah.


Relevansi dengan Peristiwa Demonstrasi di Jakarta

Tema khutbah ini sangat kontekstual dengan kondisi hari ini. Aksi demonstrasi yang terjadi di Jakarta menjadi refleksi penting bahwa bangsa Indonesia perlu menjaga semangat demokrasi dengan tetap mengutamakan ketertiban.

Ustadz Agus Muslim menegaskan:
"Kemerdekaan yang kita raih tidak boleh dicederai dengan tindakan yang merugikan orang lain. Mari kita isi kemerdekaan ini dengan menjaga keamanan, kedamaian, dan persaudaraan. Jangan sampai anak-anak kita diwarisi bangsa yang penuh kerusuhan."

Pesan ini terasa begitu menyentuh, terutama bagi siswa yang sejak dini diajarkan untuk cinta tanah air sekaligus menjaga kedamaian.


Kehadiran Pimpinan Sekolah sebagai Dukungan Pendidikan Karakter

Kepala SMPN 270 Jakarta, Bapak Ngizudin Syaifullah, M.Pd, menyampaikan rasa syukur atas kelancaran kegiatan ini. Menurutnya, ibadah sholat Jumat berjamaah bukan hanya ritual, tetapi juga pendidikan karakter.

"Alhamdulillah, sholat Jumat hari ini berjalan dengan khidmat. Kami ingin siswa-siswa SMPN 270 Jakarta memahami bahwa mengisi kemerdekaan bukan hanya dengan perayaan, tetapi juga dengan menjaga keamanan, ketertiban, dan persatuan. Nilai agama dan kebangsaan harus berjalan seiring," ucap beliau.

Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Bapak Ihwan, S.Pd, menambahkan bahwa melalui kegiatan ini, sekolah ingin membentuk peserta didik yang tidak mudah terprovokasi oleh hal-hal negatif yang bisa merusak masa depan mereka. Sementara itu, Bapak Achmad Syaripudin, S.Pd menekankan bahwa fasilitas sekolah pun harus dijaga dengan rasa aman dan nyaman agar mendukung pembelajaran.

Kasatpel SMPN 270 Jakarta, Bapak Rusdiyanto, juga menyampaikan apresiasi atas keterlibatan siswa, guru, serta warga sekitar. Beliau menegaskan bahwa sekolah adalah pusat pembinaan moral dan spiritual, bukan sekadar tempat belajar akademik.


Kolaborasi Sekolah dan Lingkungan

Keterlibatan lintas sekolah dan warga lingkungan dalam sholat Jumat ini menjadi bukti nyata pentingnya kolaborasi. Dengan hadirnya siswa dari SDN 05 Pegangsaan Dua, guru SMPN 170, SMPN 123, dan warga sekitar, kegiatan ini tidak hanya menjadi agenda internal sekolah, tetapi juga ruang silaturahmi antar lembaga pendidikan dan masyarakat.

Kolaborasi ini memperkuat kesadaran bahwa menjaga keamanan dan kenyamanan adalah tanggung jawab bersama, dimulai dari lingkungan terdekat, yakni sekolah dan masyarakat sekitar.


Refleksi Akhir Bulan Kemerdekaan

Di ujung bulan Agustus ini, khutbah Jumat di SMPN 270 Jakarta menjadi pengingat bahwa perjuangan belum selesai. Jika dahulu pahlawan bangsa berjuang melawan penjajah dengan senjata, maka kini generasi muda berjuang dengan ilmu, akhlak mulia, dan kontribusi nyata bagi bangsa.

Kemerdekaan sejati adalah ketika bangsa Indonesia hidup dalam keamanan, kedamaian, dan ketertiban. Menjaga keamanan bukan hanya tugas aparat, melainkan tanggung jawab seluruh rakyat.

Ustadz Agus Muslim menutup khutbahnya dengan doa agar bangsa Indonesia senantiasa diberkahi oleh Allah SWT, dijauhkan dari perpecahan, dan senantiasa dalam lindungan-Nya.


Penutup: Dari Sekolah untuk Bangsa

Sholat Jumat di SMPN 270 Jakarta pada 29 Agustus 2025 berakhir dengan penuh kekhusyukan. Para jamaah pulang dengan wajah teduh, membawa pesan penting bahwa mengisi kemerdekaan di era modern adalah menjaga rasa aman, nyaman, dan tertib, serta meneladani Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui kegiatan ini, SMPN 270 Jakarta kembali membuktikan komitmennya sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya mencetak siswa cerdas secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia, cinta tanah air, dan siap menjaga kedamaian bangsa.

Dengan semangat itu, seluruh civitas SMPN 270 Jakarta yakin bahwa generasi penerus bangsa akan mampu melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara yang lebih bermartabat: membangun peradaban yang damai, adil, dan sejahtera.