- By kasatpel 270 Rusdi Galileo
- 08 May 2025
- 924
SMPN 270 JAKARTA BANGUN BUDAYA MEMBACA DAN PUBLIC SPEAKING LEWAT PROGRAM LITERASI RUTIN SETIAP HARI KAMIS
SMPN 270 Jakarta Bangun Budaya Membaca dan Public Speaking Lewat Program Literasi Rutin Setiap Rabu Pagi
Jakarta – Dalam upaya membangun karakter siswa yang gemar membaca dan mahir berbicara di depan umum, SMPN 270 Jakarta menggelar kegiatan pembiasaan literasi yang dilaksanakan setiap hari Kamis pukul 06.30 WIB. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana untuk menumbuhkan minat baca, tetapi juga sebagai wadah pembentukan keterampilan public speaking siswa sejak dini.
Kegiatan pembiasaan literasi ini merupakan inisiatif dari para guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang berkolaborasi secara aktif untuk mewujudkan budaya literasi yang kuat di lingkungan sekolah. Para guru yang menjadi penanggung jawab kegiatan ini adalah Bapak Lundu Krisendo Silaen, S.Pd., Ibu Sri Widaningsih, S.Pd., Ibu Waqiah, S.Pd., Ibu Riwayanti Sundari, S.Pd., Bapak Heribertus Quintus, S.Pd., dan Ibu Eny Heriati Sitinjak, S.Pd. Keenam guru ini secara bergantian memimpin dan membimbing siswa dalam berbagai bentuk kegiatan literasi, mulai dari membaca nyaring, resensi buku, hingga pidato singkat dan diskusi terbuka.
Kegiatan ini diawali dengan pembukaan singkat dari guru pendamping yang memberikan pengantar materi dan tujuan kegiatan. Selanjutnya, beberapa siswa terpilih akan membacakan kutipan buku, artikel pendek, atau puisi, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Setelah itu, siswa lain akan diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan atau menyampaikan pendapat mereka secara lisan di hadapan teman-teman mereka. Dengan format yang variatif dan menyenangkan, para siswa terlihat antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan ini.
Menurut Kepala SMPN 270 Jakarta, Bapak Ngizudin Syakdullah, M.Pd., kegiatan literasi ini tidak hanya selaras dengan program Merdeka Belajar, tetapi juga mengandung nilai spiritual yang mendalam. "Nabi Muhammad SAW dalam wahyu pertama yang diturunkan kepadanya diperintahkan untuk membaca. Ini adalah pesan yang sangat kuat bahwa membaca adalah kunci peradaban dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, kami sangat mendukung kegiatan literasi ini sebagai bagian dari pembentukan karakter dan kecerdasan siswa,” ujarnya.
Bapak Lundu Krisendo Silaen, S.Pd., salah satu penanggung jawab kegiatan, menyampaikan bahwa literasi bukan hanya tentang membaca buku, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis dan menyampaikan ide secara runtut dan jelas. “Melalui pembiasaan literasi ini, kami ingin agar siswa tidak hanya terbiasa membaca, tetapi juga mampu menyampaikan pemikirannya secara lisan dengan percaya diri. Inilah dasar dari public speaking yang baik,” jelasnya.
Senada dengan itu, Ibu Sri Widaningsih, S.Pd., menambahkan bahwa kegiatan ini telah memberikan dampak positif terhadap siswa, terutama dalam meningkatkan rasa percaya diri mereka. “Kami melihat banyak siswa yang awalnya pemalu, kini mulai berani berbicara di depan kelas dan menyampaikan pendapatnya dengan baik. Ini adalah perkembangan yang sangat kami apresiasi,” katanya.
Program literasi ini juga mendapat dukungan penuh dari orang tua siswa. Beberapa orang tua bahkan turut memberikan buku bacaan tambahan sebagai sumbangan untuk memperkaya koleksi perpustakaan sekolah. Selain itu, pihak sekolah juga terus mengembangkan fasilitas pojok baca di setiap kelas, agar siswa semakin mudah mengakses bahan bacaan yang beragam.
Salah satu siswa Calista Kelas VIIIE, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan dan membuatnya lebih berani berbicara. “Dulu saya takut kalau disuruh ngomong di depan kelas, tapi sekarang saya jadi terbiasa. Apalagi kami boleh memilih topik yang kami suka, jadi lebih semangat membacanya,” ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh beberapa siswa diantaranya Aziz kelas VIIIC, Ayunda Kelas VIIIA, Azalika Kelas VIIIA, Abror Kelas VIIB dan Radit Kelas VIIA
Tidak hanya siswa, guru-guru dari mata pelajaran lain juga mulai terinspirasi untuk memasukkan unsur literasi dalam proses belajar-mengajar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa semangat literasi telah menjalar ke seluruh elemen sekolah dan menjadi budaya positif yang terus tumbuh.
Melalui kolaborasi dan semangat gotong royong antar guru, serta dukungan dari kepala sekolah dan orang tua, SMPN 270 Jakarta telah membuktikan bahwa membangun budaya literasi tidak hanya mungkin, tetapi juga dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bermakna. Ke depan, sekolah ini berencana untuk mengembangkan kegiatan literasi ini menjadi ajang kompetisi antar kelas, pameran buku hasil karya siswa, dan pelatihan public speaking yang lebih intensif.
Dengan semangat literasi yang terus menyala, SMPN 270 Jakarta berharap dapat mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga unggul dalam keterampilan berkomunikasi dan memiliki jiwa pembelajar sepanjang hayat.