Senam Ceria dan Pembinaan Kasatlak se-DKI: Sinergi Menuju Kedisiplinan, Kinerja Terukur, dan Penguatan Kompetensi di Lingkungan SMP Negeri

"Senam Ceria dan Pembinaan Kasatlak se-DKI: Sinergi Menuju Kedisiplinan, Kinerja Terukur, dan Penguatan Kompetensi di Lingkungan SMP Negeri"

Jakarta, 23 Mei 2025 — Suasana penuh semangat dan antusiasme terpancar dari ratusan peserta yang memadati halaman Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta pada Jumat pagi ini. Para Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) dari seluruh wilayah DKI Jakarta hadir dalam kegiatan bertajuk “Senam Ceria dan Pembinaan Kasatlak se-DKI”, yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan sebagai bentuk penyegaran fisik sekaligus pembinaan mental dan profesionalisme dalam menjalankan tugas.

Acara ini dibuka dengan kegiatan senam pagi bersama yang berlangsung meriah dan penuh keakraban. Musik energik dan instruktur senam profesional memandu para peserta untuk bergerak serempak, membangkitkan semangat dan membangun kekompakan antar-kasatlak. Kegiatan ini menjadi simbol pentingnya menjaga kebugaran jasmani bagi para pejabat lapangan yang setiap harinya menjalankan tugas penuh tanggung jawab di lingkungan sekolah.

Setelah sesi senam, kegiatan dilanjutkan dengan pembinaan intensif yang dipimpin langsung oleh Kepala Bidang PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Bapak Juliano Satria. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebagai rutinitas tahunan, tetapi menjadi sarana penting untuk menyampaikan kebijakan strategis, memperkuat koordinasi, serta menyelaraskan visi dan misi dalam pelayanan pendidikan menengah kejuruan.

Kedisiplinan dan Karakter BerAKHLAK

Dalam pembinaannya, Bapak Juliano Satria menekankan bahwa salah satu fondasi penting dalam pelaksanaan tugas sebagai Kasatlak adalah kedisiplinan dan karakter yang berAKHLAK, mengacu pada nilai-nilai ASN berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Menurut beliau, karakter ini harus menjadi pegangan setiap individu, bukan hanya sebagai slogan, tetapi sebagai budaya kerja yang melekat dalam sikap dan tindakan sehari-hari.

"Kasatlak bukan hanya penanggung jawab administratif, tetapi juga pemimpin teknis yang harus memberikan contoh dalam kedisiplinan, ketegasan, dan integritas. Apabila Kasatlak menunjukkan disiplin tinggi, maka guru, tenaga kependidikan, bahkan siswa pun akan meneladaninya," ujar beliau dalam arahannya.

Kebijakan Terbaru Pegawai KKI di SMKN

Salah satu pokok penting yang disampaikan dalam pembinaan ini adalah pembaruan kebijakan terkait Pegawai Kontrak Kerja Individu (KKI), khususnya yang ditugaskan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN). Dalam konteks ini, Bapak Juliano menyampaikan bahwa penempatan KKI kini dilakukan berdasarkan kebutuhan riil di lapangan, melalui proses asesmen dan supervisi yang lebih ketat, serta dilengkapi dengan kontrak kinerja yang jelas dan dapat diukur.

“Kita tidak bisa lagi bekerja berdasarkan kebiasaan lama. Kita butuh SDM yang kompeten, profesional, dan punya tanggung jawab. Karena itu, Kasatlak harus terlibat aktif dalam memantau, mengevaluasi, dan memastikan para pegawai KKI menjalankan tugas sesuai dengan amanah yang diberikan,” jelas beliau.

Penguatan Tugas Teknis dan Administratif

Selain pembaruan kebijakan, pembinaan juga menyoroti aspek teknis dalam pelaksanaan tugas Kasatlak, yang mencakup pengelolaan keuangan, penyusunan laporan, dan pelaksanaan kegiatan yang tertib administrasi dan SPJ (Surat Pertanggungjawaban). Bapak Juliano menegaskan bahwa tidak boleh ada lagi laporan yang disusun secara asal-asalan atau menumpuk di akhir tahun. Semua harus dilakukan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan tertib waktu.

“Keuangan adalah salah satu indikator paling nyata dari tanggung jawab. Jika administrasi keuangan kita berantakan, maka citra lembaga akan ikut tercoreng. Karena itu, Kasatlak harus menjadi contoh dalam pelaporan yang rapi, tepat waktu, dan sesuai aturan,” tegasnya.

Observasi Rutin dan Target Kinerja Terukur

Sebagai ujung tombak pelaksanaan program-program sekolah, para Kasatlak juga didorong untuk melakukan observasi lapangan secara rutin guna memantau pelaksanaan kegiatan sekolah. Dengan terjun langsung ke lapangan, Kasatlak dapat menangkap permasalahan yang terjadi secara nyata dan melakukan penyesuaian kebijakan atau intervensi yang diperlukan.

Tak kalah penting, Kasatlak diinstruksikan untuk menyusun dan mengawal pencapaian target kinerja yang terukur. Target ini mencakup indikator-indikator strategis yang sesuai dengan peran masing-masing sekolah, termasuk bidang keahlian, keterlibatan industri, serta capaian kompetensi siswa.

“Target kinerja bukan hanya angka, tetapi komitmen. Dan komitmen itu harus diturunkan menjadi aksi nyata. Kita tidak bisa mengelola SMK hanya dari balik meja. Kita harus turun, mendengar, melihat, dan bertindak,” ujar Bapak Juliano dengan penuh semangat.

Penguatan Komunikasi dan Kompetensi Melalui Simdiklat

Pembinaan ini juga menyoroti pentingnya komunikasi antarunit kerja, terutama dalam menyelesaikan masalah teknis dan administratif. Setiap Kasatlak harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik, mampu membangun jejaring koordinasi, dan terbuka terhadap masukan.

Sebagai bentuk penguatan kompetensi, seluruh Kasatlak diwajibkan mengikuti program Sistem Informasi Manajemen Pendidikan dan Pelatihan (Simdiklat) BPSDM dengan minimal 40 Jam Pelajaran (JP). Program ini menjadi bagian dari pengembangan kapasitas yang bersifat berkelanjutan, sesuai dengan kebutuhan kerja nyata di lapangan.

"Tanpa kompetensi yang diperbarui secara berkala, kita akan tertinggal. Dunia pendidikan terus bergerak, maka kita pun harus terus belajar," ujar Bapak Juliano mengingatkan.

Penutup: Sinergi untuk Pendidikan Berkualitas

Kegiatan ini ditutup dengan refleksi bersama dan sesi diskusi terbuka yang memungkinkan para Kasatlak menyampaikan pengalaman, tantangan, dan ide-ide pengembangan unit kerja mereka. Suasana hangat dan terbuka memperlihatkan bahwa kegiatan ini tidak sekadar seremonial, melainkan sebuah forum nyata untuk berbagi, belajar, dan tumbuh bersama.

Dengan terselenggaranya "Senam Ceria dan Pembinaan Kasatlak se-DKI", Dinas Pendidikan DKI Jakarta berharap agar setiap Kasatlak semakin siap, tangguh, dan profesional dalam menjalankan perannya. Acara ini menjadi momentum penting dalam membangun solidaritas, peningkatan kinerja, dan budaya kerja yang berkualitas di lingkungan pendidikan menengah kejuruan.

Ke depan, kegiatan serupa direncanakan akan digelar secara berkala dan terintegrasi dengan program peningkatan mutu lainnya, sebagai bagian dari strategi menyeluruh Dinas Pendidikan dalam membangun pendidikan DKI Jakarta yang unggul, adaptif, dan berdaya saing global.