- By Rusdi Galileo Kasatpel 270 Jakarta
- 26 Sep 2025
- 89
Sholat Jumat di Masjid Darul Ulum SMPN 270 Jakarta: Khotbah Tentang Lima Hikmah Iman kepada Hari Akhir
Sholat Jumat di Masjid Darul Ulum SMPN 270 Jakarta: Khotbah Tentang Lima Hikmah Iman kepada Hari Akhir
Jakarta, 26 September 2025 – Suasana khidmat dan penuh kekhusyukan tampak menyelimuti Masjid Darul Ulum SMPN 270 Jakarta pada pelaksanaan sholat Jumat, 26 September 2025. Jamaah memadati area dalam masjid hingga ke halaman luar. Jamaah kali ini bukan hanya terdiri dari warga sekitar, tetapi juga seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX SMPN 270 Jakarta, para guru, karyawan sekolah, serta tokoh masyarakat setempat.
Sholat Jumat kali ini terasa istimewa karena selain dihadiri oleh Kasatpel SMPN 270 Jakarta, Bapak Rusdiyanto, juga turut hadir para Wakil Kepala Sekolah, yaitu Bapak Ihwan, S.Pd., dan Bapak Achmad Syaripudin, S.Si. Kehadiran pimpinan sekolah bersama siswa dan masyarakat menjadi wujud nyata pembinaan iman serta mempererat silaturahmi antarwarga sekolah dengan masyarakat.
Bertindak sebagai khotib sekaligus imam adalah Bapak Ustadz Agus Muslim, seorang tokoh agama yang dikenal sederhana, santun, dan berilmu. Sedangkan tugas bilal diamanahkan kepada Bapak H. Ali, yang memimpin pembacaan shalawat dan seruan adzan dengan suara lantang dan penuh wibawa.
Suasana Khidmat di Awal Sholat Jumat
Tepat pukul 11.40 WIB, bilal naik ke mimbar, mengumandangkan adzan pertama yang menggema hingga seluruh penjuru sekolah. Para siswa yang telah diarahkan oleh guru pendamping segera berbaris rapi memasuki masjid. Guru dan karyawan sekolah tampak ikut menjaga ketertiban, memastikan setiap siswa menempati saf dengan tertib, berwudhu terlebih dahulu, dan menjaga kesucian masjid.
Sekitar pukul 12.00 WIB, setelah adzan kedua dikumandangkan, Ustadz Agus Muslim naik ke mimbar. Dengan suara tenang namun penuh wibawa, beliau mengucapkan hamdalah, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan mengingatkan jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Tema khotbah kali ini adalah “Lima Hikmah Iman kepada Hari Akhir: Menapaki Perjalanan Hidup Manusia dari Alam Ruh hingga Alam Akhirat.” Tema ini dipilih karena sangat relevan untuk memberikan pencerahan kepada siswa, guru, maupun masyarakat dalam menghadapi tantangan zaman sekaligus mengingatkan akan hakikat kehidupan yang sesungguhnya.
Fase Perjalanan Hidup Manusia
Dalam khotbahnya, Ustadz Agus Muslim menguraikan fase-fase perjalanan hidup manusia sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan hadits. Beliau menjelaskan bahwa manusia mengalami beberapa tahapan perjalanan, yaitu:
-
Alam Ruh – fase ketika Allah SWT menciptakan ruh manusia dan mengambil kesaksian dari mereka sebagaimana termaktub dalam QS. Al-A’raf: 172.
-
Alam Rahim – fase ketika ruh ditiupkan ke dalam janin di rahim ibu. Pada saat itu, sudah ditentukan rezeki, ajal, amal, serta nasib bahagia atau sengsara.
-
Alam Dunia – fase tempat manusia berjuang, beribadah, dan mengumpulkan bekal amal untuk kehidupan berikutnya. Dunia adalah ladang akhirat.
-
Alam Kubur (Barzakh) – fase ketika manusia meninggalkan dunia dan ruhnya memasuki alam penantian sebelum dibangkitkan pada hari kiamat.
-
Alam Akhirat – fase kehidupan kekal, di mana manusia akan dihisab dan ditentukan tempat kembalinya, surga atau neraka.
Ustadz Agus Muslim menekankan bahwa kesadaran atas fase-fase ini menjadi kunci agar manusia tidak terlena dengan kehidupan dunia yang fana.
Lima Hikmah Iman kepada Hari Akhir
Setelah menjelaskan tahapan perjalanan manusia, khotib memaparkan lima hikmah besar dari iman kepada hari akhir, yaitu:
1. Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah SWT
Iman kepada hari akhir menjadikan manusia lebih berhati-hati dalam setiap langkah hidupnya. Keyakinan bahwa segala amal akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT mendorong manusia untuk selalu berbuat baik, menjauhi maksiat, dan menjaga keikhlasan.
Ustadz Agus menekankan kepada para siswa bahwa masa muda bukanlah alasan untuk menunda amal saleh. Justru di masa muda inilah kesempatan emas untuk menanamkan kebiasaan ibadah, belajar sungguh-sungguh, dan berbuat baik kepada orang tua maupun guru.
2. Menumbuhkan Sikap Sabar dan Tegar dalam Cobaan
Setiap manusia tidak luput dari ujian hidup. Dengan beriman kepada hari akhir, seseorang akan menyadari bahwa setiap kesulitan di dunia hanya sementara. Kesabaran akan dibalas pahala besar di akhirat.
Kepada para guru dan karyawan, khotib mengingatkan agar senantiasa bersabar dalam mendidik siswa, karena pahala mendidik tidak berhenti sampai di dunia, melainkan akan terus mengalir hingga akhirat.
3. Mengurangi Kecintaan Berlebihan pada Dunia
Iman kepada hari akhir membuat manusia sadar bahwa dunia hanyalah tempat singgah sementara. Rumah yang megah, harta berlimpah, maupun jabatan tinggi tidak akan dibawa ke alam kubur. Yang akan menemani hanyalah amal saleh.
Pesan ini terasa sangat kuat bagi jamaah, terutama bagi para siswa yang sedang membangun cita-cita. Mereka diajak untuk bercita-cita tinggi, namun tidak melupakan tujuan utama, yaitu keselamatan di akhirat.
4. Mendorong Semangat Berbuat Kebaikan
Iman kepada hari akhir mengajarkan manusia untuk senantiasa memperbanyak amal kebaikan. Setiap senyum, sedekah, dan tolong-menolong tidak akan sia-sia, melainkan dicatat sebagai amal yang akan meringankan di akhirat kelak.
Ustadz Agus memberi contoh sederhana, seperti menolong teman, menjaga kebersihan sekolah, menghormati guru, dan mengerjakan sholat tepat waktu. Semua amal ini adalah bekal untuk menghadapi hari pembalasan.
5. Membentuk Akhlak Mulia dan Tanggung Jawab Sosial
Orang yang beriman kepada hari akhir akan memiliki akhlak yang lebih baik karena sadar setiap perbuatannya diawasi. Ia akan jujur, amanah, dan bertanggung jawab, baik dalam urusan pribadi maupun sosial.
Pesan ini menjadi pengingat kuat bagi seluruh jamaah, khususnya para siswa SMPN 270 Jakarta, untuk menjauhi perilaku buruk seperti tawuran, perundungan (bullying), atau narkoba. Sebaliknya, mereka didorong untuk menjadi generasi berakhlak mulia, berilmu, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Suasana Jamaah Menyimak dengan Khidmat
Sepanjang khotbah, jamaah tampak menyimak dengan penuh perhatian. Para siswa duduk dengan rapi, sementara guru pendamping menjaga ketertiban. Ustadz Agus beberapa kali menyelipkan contoh-contoh kehidupan nyata agar pesan lebih mudah dipahami.
Ketika menjelaskan tentang alam kubur, beliau menegaskan bahwa kubur adalah taman surga bagi orang beriman, tetapi bisa menjadi jurang neraka bagi orang yang ingkar. Suasana masjid seketika hening, seolah seluruh jamaah merenungi perjalanan yang pasti akan mereka lalui.
Pada saat khotbah memasuki penjelasan tentang hikmah menumbuhkan kesabaran, banyak siswa terlihat mengangguk kecil, menyadari bahwa kesabaran dalam belajar dan menghadapi ujian sekolah juga bagian dari bekal hidup.
Pelaksanaan Sholat Jumat
Usai menyampaikan dua khutbah, khotib turun dari mimbar, iqamah dikumandangkan, dan sholat Jumat pun dilaksanakan dengan khusyuk. Saf jamaah yang memanjang hingga ke halaman luar dipenuhi suara lantunan takbir yang bergema.
Ustadz Agus Muslim memimpin sholat dengan bacaan tartil yang merdu. Suara imam berpadu dengan kekhusyukan makmum, menghadirkan suasana yang menenangkan jiwa.
Setelah salam, doa bersama dipanjatkan untuk keselamatan bangsa, keberkahan ilmu, serta kebaikan bagi siswa SMPN 270 Jakarta. Jamaah menengadahkan tangan dengan penuh harap, semoga Allah memberikan rahmat dan ridha-Nya.
Kehadiran Para Pimpinan Sekolah
Kehadiran Bapak Rusdiyanto selaku Kasatpel SMPN 270 Jakarta, bersama para wakil kepala sekolah, yaitu Bapak Ihwan, S.Pd., dan Bapak Achmad Syaripudin, S.Si., memberi arti tersendiri bagi kegiatan sholat Jumat ini.
Mereka duduk berbaur bersama jamaah lainnya tanpa jarak, menunjukkan teladan rendah hati dan kepedulian terhadap pembinaan rohani siswa. Setelah sholat Jumat, beberapa siswa menyampaikan rasa senang karena bisa melihat langsung pimpinan sekolah ikut berjamaah bersama mereka.
Refleksi Siswa dan Guru
Seusai sholat, beberapa guru memberikan refleksi singkat kepada siswa. Mereka menekankan bahwa isi khotbah harus menjadi pengingat dalam kehidupan sehari-hari. Guru BK, misalnya, mengaitkan pesan tentang akhlak mulia dengan perilaku siswa di sekolah.
Para siswa mengaku mendapatkan banyak pelajaran. Salah satu siswa kelas VIII menyampaikan, “Saya jadi sadar bahwa dunia ini sementara. Kita harus rajin ibadah, belajar sungguh-sungguh, dan berbuat baik.”
Penutup
Sholat Jumat 26 September 2025 di Masjid Darul Ulum SMPN 270 Jakarta bukan hanya menjadi kewajiban ibadah mingguan, tetapi juga momentum pembinaan akhlak, iman, dan kebersamaan. Khotbah tentang lima hikmah iman kepada hari akhir telah membuka hati jamaah untuk merenungi perjalanan hidup dari alam ruh hingga akhirat.
Pesan yang disampaikan khotib seakan menegaskan bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan. Bekal amal saleh adalah hal terpenting untuk dibawa menuju kehidupan kekal di akhirat.
Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan siswa SMPN 270 Jakarta tumbuh menjadi generasi yang berkarakter, cerdas, berakhlak mulia, serta siap menghadapi tantangan masa depan dengan landasan iman yang kuat.