- By Rusdi Galileo Kasatpel 270 Jakarta
- 02 Dec 2025
- 37
BAPAK NGIZUDIN SYAKDULLAH, M.Pd PAMIT DI DEPAN SELURUH SISWA
KEPALA SMPN 270 JAKARTA RESMI PAMIT DI DEPAN SELURUH SISWA
Kamis, 27 November 2025 – Halaman Lapangan Dalam SMPN 270 Jakarta
Langit Kamis pagi, 27 November 2025, terasa berbeda di lingkungan SMPN 270 Jakarta. Udara sejuk yang biasanya menyambut awal kegiatan belajar mengajar kini dipenuhi suasana haru yang menyelimuti seluruh sudut sekolah. Sejak pukul 06.30 WIB, halaman lapangan dalam mulai dipadati oleh siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Mereka berkumpul bukan untuk apel rutin, melainkan untuk menghadiri momen penting dan penuh emosi: acara pernyataan pamit Kepala SMPN 270 Jakarta, Bapak Ngizudin Syakdullah, M.Pd, yang akan bertugas di tempat baru, yaitu SMPN 289 Jakarta.
Acara ini menjadi momen bersejarah bagi seluruh warga sekolah. Tidak ada yang menyangka bahwa dalam waktu yang relatif singkat, sosok pemimpin yang dikenal tegas, humanis, dan penuh dedikasi itu harus mengakhiri kebersamaan dengan keluarga besar SMPN 270 Jakarta. Momen pamit ini bukan sekadar perpisahan formal, tetapi juga ruang untuk menghaturkan rasa hormat, terima kasih, dan doa terbaik untuk perjalanan tugas beliau selanjutnya.

1. Suasana Haru Sejak Pagi Hari
Sejak pagi, para siswa sudah diarahkan untuk berbaris dengan rapi. Wajah-wajah mereka terlihat penuh pertanyaan dan penasaran tentang agenda khusus yang tidak diumumkan sejak jauh hari. Beberapa guru tampak sibuk memastikan kesiapan acara, mulai dari sound system, kursi tamu, hingga susunan protokol acara.
Sementara itu, di antara barisan siswa, terlihat bisikan-bisikan kecil yang menandakan bahwa sebagian dari mereka sudah mendengar kabar akan adanya pengumuman penting dari Kepala Sekolah. Namun, masih banyak pula yang belum benar-benar tahu apa yang akan terjadi.
Pukul 07.00 WIB, acara dimulai. Pembawa acara membuka kegiatan dengan suara tegas namun lembut, menyampaikan bahwa pagi ini seluruh warga SMPN 270 Jakarta berkumpul untuk mendengarkan pesan penting dari Kepala Sekolah. Seketika suasana hening. Para siswa menatap lurus ke panggung kecil yang disiapkan di depan halaman lapangan dalam.
2. Penyampaian Pamit oleh Kepala Sekolah
Ketika nama Bapak Ngizudin Syakdullah, M.Pd disebutkan, seluruh warga sekolah berdiri memberi penghormatan. Beliau berjalan menuju podium dengan senyum sederhana, namun tatapan matanya menunjukkan betapa beratnya keputusan yang akan disampaikan.
Dalam suara yang tenang namun penuh getaran emosional, beliau membuka sambutan:
“Anak-anakku semua, Bapak, Ibu guru, serta seluruh tenaga kependidikan yang saya hormati. Hari ini adalah hari yang tidak mudah bagi saya. Dengan berat hati, saya harus menyampaikan bahwa mulai tanggal 2 Desember 2025, saya sudah tidak lagi dapat membersamai kalian karena saya mendapatkan tugas baru sebagai Kepala Sekolah di SMPN 289 Jakarta.”
Sontak, suasana hening menyelimuti lapangan. Beberapa siswa tampak menundukkan kepala, bahkan ada yang mulai mengusap air mata. Kalimat demi kalimat yang beliau sampaikan semakin membuat suasana menjadi haru.
Beliau melanjutkan dengan permohonan maaf:
“Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama saya memimpin terdapat kekurangan, kekhilafan, atau kebijakan yang mungkin kurang berkenan. Semua yang saya lakukan adalah demi kebaikan sekolah ini. Kalian semua adalah keluarga besar saya, dan perpisahan ini bukan berarti memutus tali silaturahmi.”
Ucapan tersebut membuat beberapa guru yang berada di sisi kiri panggung terlihat terisak kecil, menandakan kedekatan emosional yang selama ini terjalin antara pimpinan dan para pendidik di SMPN 270 Jakarta.
3. Visi Kepemimpinan yang Meninggalkan Jejak
Dalam sambutannya, Bapak Ngizudin menyampaikan sedikit kilas balik perjalanan beliau selama memimpin SMPN 270 Jakarta. Beliau menekankan bahwa kerja sama yang kuat antara guru, tendik, dan siswa menjadi fondasi utama berbagai capaian yang berhasil diraih selama masa kepemimpinannya.
Beliau menuturkan tentang berbagai program unggulan yang telah berjalan, seperti penguatan budaya literasi, peningkatan kedisiplinan, kegiatan pembinaan karakter, revitalisasi lingkungan sekolah, serta berbagai kompetisi akademik dan non-akademik yang berhasil membawa nama SMPN 270 Jakarta semakin dikenal.
“Kalian semua adalah kebanggaan saya. Setiap langkah kecil yang kalian capai adalah motivasi besar bagi saya untuk terus membimbing dan mengarahkan. Meskipun nanti kita sudah tidak lagi satu lingkungan, doa dan harapan saya untuk kalian tidak akan berubah.”
Para siswa terdiam dengan seksama. Bagi mereka, Bapak Ngizudin bukan hanya kepala sekolah, tetapi sosok ayah yang selalu memberikan teladan, semangat, dan motivasi.
4. Perwakilan Guru Menyampaikan Pesan Perpisahan
Setelah sambutan Kepala Sekolah, acara dilanjutkan dengan penyampaian pesan dari perwakilan guru. Salah seorang guru senior yang menjabat sebagai ketua MGMP internal sekolah maju ke podium.
Dengan suara yang sedikit bergetar, perwakilan guru tersebut berkata:
“Bapak Ngizudin bukan hanya pemimpin bagi kami, tetapi juga sahabat dan pembimbing. Beliau selalu membuka ruang dialog, memberi ruang bagi kami untuk berkreasi, dan membangun sekolah ini dengan hati. Kepergian beliau tentu meninggalkan duka bagi kami semua. Namun kami yakin, di manapun beliau bertugas, SMPN 270 Jakarta akan selalu menjadi rumah yang tidak pernah beliau lupakan.”
Guru tersebut juga menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan selama bekerja sama serta mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan keteladanan yang diberikan.
Suasana makin haru ketika para guru berdiri serentak dan memberikan tepuk tangan penghormatan yang panjang, sebagai simbol terima kasih mendalam atas dedikasi beliau selama ini.
5. Perwakilan Tendik dan Siswa Turut Menyampaikan Pesan
Selanjutnya, perwakilan dari Tenaga Kependidikan (Tendik) diberikan kesempatan untuk menyampaikan pesan. Salah satu staf yang cukup lama bekerja di sekolah tersebut tampil dengan penuh ketulusan.
“Selama Bapak memimpin, kami merasakan suasana kerja yang hangat dan penuh kekeluargaan. Terima kasih atas bimbingan, arahan, dan perhatian Bapak kepada kami semua. Semoga di tempat yang baru, Bapak selalu diberi kesehatan, kemudahan, dan keberkahan dalam menjalankan tugas."
Setelah itu, giliran perwakilan siswa yang maju. Seorang siswi kelas 9 yang dikenal aktif dalam organisasi OSIS menyampaikan pesan perpisahan dengan mata berkaca-kaca.
“Bapak adalah sosok yang selalu memberi kami semangat. Pesan-pesan Bapak tentang disiplin, sopan santun, dan semangat belajar tidak akan pernah kami lupakan. Terima kasih, Pak, sudah menjadi sosok ayah bagi kami di sekolah ini.”
Kalimat tersebut membuat banyak siswa lain tak mampu menahan tangis. Mereka menyadari bahwa momen ini adalah momen terakhir mereka mendengar langsung wejangan dari sosok kepala sekolah yang begitu mereka hormati.
6. Momen Simbolis: Penyerahan Kenang-Kenangan
Rangkaian acara dilanjutkan dengan sesi penyerahan kenang-kenangan dari guru, tendik, dan siswa kepada Bapak Ngizudin. Hadiah tersebut tidak hanya berupa barang simbolis, namun juga tanda cinta dan penghargaan.
Beberapa hadiah yang diberikan antara lain:
-
Sebuah plakat kenangan dari dewan guru.
-
Album foto perjalanan kegiatan sekolah selama masa kepemimpinan beliau.
-
Lukisan wajah beliau yang dibuat oleh siswa berbakat kelas 8.
-
Sebuah scrapbook berisi pesan-pesan singkat dari semua siswa per kelas.
Ketika menerima semua hadiah tersebut, terlihat jelas bahwa Bapak Ngizudin berusaha menahan tangis. Beliau sesekali mengusap mata sambil tersenyum.
“Terima kasih banyak. Kalian semua terlalu baik pada saya. Barang-barang ini akan saya simpan dan jaga selalu sebagai pengingat indah bahwa saya pernah menjadi bagian dari keluarga besar SMPN 270 Jakarta.”
7. Doa Bersama untuk Keberkahan dan Kesuksesan
Untuk mengakhiri acara, salah satu guru agama memimpin doa bersama. Seluruh warga sekolah menundukkan kepala, hanyut dalam suasana hening dan penuh pengharapan.
Doa dipanjatkan agar Bapak Ngizudin senantiasa diberi kesehatan, kemudahan dalam tugas baru, dan tetap mendapat perlindungan dari Allah SWT. Juga dipanjatkan doa agar SMPN 270 Jakarta tetap menjadi sekolah yang unggul, aman, nyaman, dan penuh prestasi meski nantinya dipimpin oleh kepala sekolah yang baru.
8. Pelukan, Jabatan Tangan, dan Linangan Air Mata
Selesai doa, acara dilanjutkan dengan sesi salam perpisahan. Para guru satu per satu menghampiri beliau, memberikan pelukan hangat, salaman penuh hormat, dan ucapan terima kasih.
Tidak sedikit guru yang menangis tersedu, karena merasa kehilangan sosok pemimpin yang selalu memberikan motivasi dan dorongan positif.
Para siswa pun, meski dalam barisan, tetap diberi kesempatan bersalaman. Mereka berbaris panjang untuk memberikan salam terakhir kepada sosok Kepala Sekolah tercinta. Beberapa siswa menundukkan kepala sambil terisak, sementara yang lain menyampaikan kalimat-kalimat penuh ketulusan:
“Terima kasih, Pak…”
“Kami akan merindukan Bapak…”
“Semoga Bapak sukses di sekolah baru…”
Momen tersebut menjadi salah satu momen paling mengharukan di SMPN 270 Jakarta sepanjang tahun 2025.
9. Refleksi Perjalanan dan Warisan Kepemimpinan
Kepergian seorang pemimpin tentu membawa perubahan besar. Namun warisan nilai yang beliau tinggalkan akan selalu hidup di hati warga sekolah. Banyak guru menyampaikan bahwa gaya kepemimpinan beliau sangat menginspirasi karena mampu menggabungkan ketegasan dan kelembutan dalam satu pribadi.
Beberapa hal yang akan dikenang dari beliau antara lain:
-
Disiplin tinggi tetapi tetap mengedepankan rasa kekeluargaan.
-
Perhatian yang besar terhadap siswa, terutama dalam hal karakter dan akhlak.
-
Kemampuan membangun komunikasi yang baik dengan semua pihak.
-
Kebijakan yang konsisten dan berpihak pada kemajuan pendidikan.
-
Sikap rendah hati meski memegang jabatan pimpinan.
Para siswa juga merasakan hal yang sama. Bagi mereka, Bapak Ngizudin adalah sosok yang selalu menegur dengan lembut, mengarahkan dengan bijak, dan memberikan contoh nyata dalam sikap sehari-hari.
10. Harapan Baru dan Semangat Melanjutkan Perjuangan
Meski suasana haru menyelimuti sekolah, acara pamitan ini juga menjadi titik awal untuk tetap melanjutkan perjalanan pendidikan yang lebih baik. Dalam sambutannya, Bapak Ngizudin berpesan:
“Saya berharap seluruh warga SMPN 270 Jakarta tetap menjaga kekompakan, kedisiplinan, dan semangat dalam belajar. Pemimpin boleh berganti, tetapi semangat memajukan sekolah ini tidak boleh padam.”
Beliau berpesan agar siswa tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang selama ini diajarkan: hormat kepada guru, sopan santun, tanggung jawab, dan semangat meraih prestasi.
11. Penutup: Pamit Bukan Berarti Pergi Selamanya
Acara resmi ditutup sekitar pukul 09.00 WIB, namun banyak guru dan siswa yang masih berkumpul untuk sekadar berfoto bersama atau menyampaikan salam perpisahan pribadi.
Sebelum benar-benar meninggalkan halaman lapangan dalam, Bapak Ngizudin kembali menyampaikan pesan terakhir:
“Pamit bukan berarti kita berpisah selamanya. Saya akan selalu membuka pintu untuk kalian. Silakan datang ke SMPN 289 Jakarta kapan saja. Kalian adalah anak-anak dan keluarga saya. Semoga kita bisa bertemu lagi dalam kesempatan yang lebih baik.”
Kata-kata tersebut menjadi penutup yang manis dari sebuah peristiwa yang penuh kenangan indah.
Kepergian beliau meninggalkan ruang hampa, namun juga mengajarkan bahwa dalam dunia pendidikan, setiap perjalanan memiliki jejak dan setiap jejak memiliki cerita.
Dan hari itu, SMPN 270 Jakarta mencatat sebuah cerita berharga tentang pamitnya sosok pemimpin tercinta, yang akan sulit dilupakan oleh seluruh warga sekolah.










